Permasalahan Penarikan Epic War VI dari Google Play, Sebuah Pelajaran Besar untuk para Developer yang Menjual Game Secara Digital

Amazon-Appstore-Photo

ArtLogic Games, developer game lokal asal Kota Pahlawan yg belum lama ini rilis Epic War buat Android, sekian banyak diwaktu yg dulu pernah dibuat pusing sebab game mereka ditarik oleh Google. Tampaknya satu orang customer Android melaporkan bahwa Epic War utk Android yaitu version tak sah dari game mirip yg sudah hadir apalagi dulu di situs.

Menurut Rudy Sudarto, Founder & CEO dari ArtLogic Games, kesalahpahaman ini muncul dari nama penerbit yg tidak sama utk Epic War version situs & Android. Version website dengan cara terang mencantumkan nama ArtLogic Games dalam keterangan game, sedangkan version Android cuma menyatakan Gimku juga sebagai penerbit dalam berita di Google Play. Padahal, Gimku ialah nama dari penerbit game yg sama-sama didirikan oleh Rudy.

Atas laporan tersebut, Google memutuskan buat menarik Epic War dari Google Play tidak dengan lakukan konfirmasi lebih-lebih dulu terhadap penerbit. Seandainya ArtLogic Games mau supaya Epic War kembali tampil di Google Play, mereka mesti memberikan kebenaran bahwa Gimku ialah penerbit sah dari Epic War version Android.

Tech in Asia sudah coba meminta komentar dari Google atas kejadian ini. Tapi Sayang, mereka menolak memberikan komentar kepada kasus spesifik yg berjalan di Google Play & menyebut aksi mereka telah cocok bersama kebijakan konten Google.

terkecuali Google
Amazon Appstore | Foto
Sumber : The Next Website

Serupa bersama Google, Apple ataupun Amazon yg sama-sama mempunyai platform distribusi penerapan mobile serta dikenal amat sangat memerhatikan masalah ketajiran intelektual. Ke-2 perusahaan tersebut sediakan saluran bagi para costumer pelayanan masing-masing utk mengadukan pelanggaran hak cipta & berjanji utk menindaklanjuti tiap-tiap laporan yg di terima.

Sekian Banyak developer lokal serta telah sempat merasakan sendiri komitmen mereka. Mojiken Studio sempat mengadukan pembajakan atas karyanya di Apple App Store. Demikian serta bersama Tempa Labs dikala melaporkan bahwa Tiled Quest hasil garapannya sudah dibajak di Amazon Appstore. Baik Apple ataupun Amazon bersama menindaklanjuti laporan tersebut yg berujung kepada penarikan konten tidak legal dari masing-masing saluran distribusi.

Kerugian dari Game yg Ditarik dari Peredaran
Empty Wallet | Poto
Sumber : Flickr

Mengembangkan game tidaklah murah. Para developer mesti mencurahkan ketika, tenaga, & serta budget biar karya yg mereka hasilkan bakal menarik kesukaan calon pengguna. Tapi jika nyata-nyatanya game mereka terhadap hasilnya ditarik tidak dengan ada peringatan pada awal mulanya, pasti dampaknya bakal pass menyakitkan, terlebih bagi para developer indie yg belum mempunyai sumber bayaran tidak hanya dari monetisasi game.

Disaat ditanya soal kerugian, Gimku mengaku tak mengalami kerugian finansial dari kejadian ini, meski traksi jumlah unduh & momentum yg dibangun oleh Gimku pernah terputus akibat menghilangnya Epic War VI dari Google Play. Makin lama suatu game menghilang dari peredaran, makin gede pun potensi pendapatan yg hilang.

Sama halnya dgn kemunculan game bajakan. Rasanya aku tak butuh berpanjang lebar menyangkut resiko jelek game bajakan buat developer original. Bajakan jelas-jelas menciptakan potensi pendapatan yg semestinya akan diperoleh developer ori malah dinikmati oleh pihak tak bertanggung jawab. Jikalau hingga ke-2 elemen tadi berlangsung, sehingga developer bisa saja tidak ingin meraup laba, atau bahkan menutupi anggaran pengembangan yg sudah dikeluarkan.

Apa yg Dapat Google, Apple, ataupun Amazon Jalankan dgn tambah baik
Google Content Policy | Screenshot
Tiga faktor yg dibutuhkan buat melaporkan pencurian konten di Google Play : nama konten, hukum yg dilanggar, hak cipta yg dimiliki(Sumber : YouTube)

Baik Google, Apple, ataupun Amazon terhadap waktu ini bisa jadi menerima ratusan(atau bahkan lebih) penerapan baru tiap-tiap harinya. Bersama jumlah yg sedemikian tidak sedikit, pastinya tak mengherankan apabila sekian banyak penerapan yg diupload oleh developer nyatanya menyalahi keputusan. Walaupun perhatian mereka pada ketajiran intelektual layak diapresiasi, tapi perlakuan sepihak yg diterapkan pada para developer sekarang ini menurut aku masihlah bakal diperbaiki lagi.

Epic War baru kembali di Google Play sesudah ArtLogic Games mengirimkan sekian banyak kenyataan, salah satunya merupakan video kegiatan mengedit & mengunggah Epic War version situs pun Android. Semua proses tersebut membutuhkan dikala kurang lebih satu pekan sejak Epic War ditarik dari Google Play.

Dalam kasus Epic War, aku pikir Google sebenarnya akan memberikan pengumuman berkaitan gagasan penarikan game, sekaligus menyebut tenggat kala eksekusi kebijakan tersebut. Bersama batas kala yg terang, developer sanggup memperkirakan urgensi juga menyiapkan persyaratan yg diminta utk mencegah penarikan. Biarpun terhadap hasilnya penerapan masihlah ditarik dikarenakan melintasi tenggat serta, developer tak kaget lantaran telah mendapati notifikasi diawal mulanya.

Pembajakan game oleh pihak lain seperti yg dialami oleh Mojiken Studio & Tempa Labs menciptakan aku bertanya-tanya berkaitan proses validasi yg dilakukan oleh para pemilik platform. Aku pikir, bersama pengerjaan proses due diligence yg efektif, kejadian pembajakan kepada platform distribusi penerapan mobile bisa diminimalkan tidak dengan mesti menzalimi developer yg sah.

 

Bandar Bola Terbaik